ekstrasiberbentuk pasta daun kayu putih dengan pelarut etanol 96 %. Ekstrak yang didapat dianggap dapat memiliki kandungan ekstrak sebesar 100 %. Daun kayu putih berasal dari kota Batu yang telah disertifikasi oleh Balai Materia Medika. Daun dipillih yang muda, segar, berwarna hijau, dan berasal dari satu pohon.
Inidapat dihirup dari botol, menyebar, atau diterapkan ke titik nadi bersama dengan minyak pembawa. Pohon teh. Dipanen dari daun cemara pohon Melaleuca alternifolia Australia, minyak pohon teh telah lama dipuji karena segudang manfaatnya, mulai dari pembersihan. jerawat untuk bertindak sebagai deodoran alami. Mobley menambahkan bahwa itu
Setelahmandi, biasanya bagian perut dan telapak kaki bayi akan dioleskan dengan minyak ini. Akan tetapi, tidak hanya bayi saja yang sering menggunakan minyak ini, orang dewasa juga sering membawa minyak ini ketika bepergian. minyak kayu putih terbuat dari hasil penyulingan daun dan ranting kayu putih, yakni pohon jenis Melaleuca
Minyakkayu putih banyak digunakan hampir setiap individu di Indonesia. Minyak kayu putih merupakan minyak yang selalu ada disetiap rumah. Hal ini disebabkan karena fungsinya yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk bekas gigitan serangga, mengatasi masuk angin, mengurangi nyeri, membantu mengatasi sakit perut, dan banyak hal
MInyakkayu putih biasanya didapatkan dari daun pohon Melaleuca leucadendron. Bagian pada sel tumbuhan yang memiliki kemampuan dalam menyimpan minyak kayu putih adalah Vakuola Kloroplas Leukoplas Kromoplas Dinding sel YH Y. Hernandez Master Teacher Mahasiswa/Alumni Universitas Riau Jawaban terverifikasi Jawaban jawaban yang tepat adalah A.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd.
Minyak kayu putih biasanya didapatkan dari daun pohon melaleuca leucadendron bagian pada sel tumbuhan yang memiliki kemampuan dalam menyimpan minyak kayu putih adalah a. vakuolab. kloroplasc. dinding sel JawabanB. Kloroplasmaaf kalo salah
Minyak kayu putih biasanya didapatkan dari daun pohon melaleuca leucadendron .bagian ekstrak pada sel tumbuhan yang memiliki kemampuan dalam menyimpan minyak kayu putih adalah Nama kemampuan = Vakuola menyimpan minyak asiri seperti minyak kayu putih, pepermin, dan aroma harum pada bunga Batang nyasemoga bisa mrmbantu
Minyak Atsiri KAYU PUTIH Oleh A M R U L L A H FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR KAYU PUTIH Kayu putih Melaleuca leucadendron L. merupakan tanaman yang tidak asing bagi masyarakat di Indonesia karena dapat menghasilkan minyak kayu putih cajuput oil yang berkhasiat sebagai obat, insektisida dan wangi-wangian. Selain itu, pohon kayu putih dapat digunakan untuk konservasi lahan kritis dan kayunya dapat digunakan untuk berbagai keperluan bukan sebagai bahan bangunan. Dengan demikian, kayu putih memiliki nilai ekonomi cukup tinggi Sunanto, 2003. Tanaman kayu putih berasal dari Australia dan saat ini sudah tersebar di Asia Tenggara, terutama Indonesia dan Malaysia. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah dan di pegunungan. Dalam sistematika tumbuhan kayu putih Melaleuca leucadendron L. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisio Spermatophyta Subdivisio Angiospermae Kelas Dicotyledonae Sub kelas Archichlamideae Ordo Myrtales Famili Myrtaceae Genus Melaleuca Spesies Melaleuca leucadendron Daun kayu putih Daun merupakan bagian tumbuhan yang terpenting, karena dari daun inilah akan dihasilkan minyak kayu putih. Tanaman kayu putih termasuk jenis tumbuhan kormus karena tubuh tanaman secara nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar radix, batang caulis, dan daun folium. Daun kayu putih terdiri atas dua bagian, yaitu tangkai daun petiolus dan helaian daun lamina. a. Tangkai daun petiolus Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, yang berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada posisi yang tepat, sehingga dapat memperoleh cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Tangkai daun berbentuk bulat kecil, sedangkan panjang tangkainya bervariasi. b. Helaian daun lamina Helaian daun kayu putih bercirikan berwarna hijau muda untuk daun muda dan hijau tua untuk daun tua karena mengandung zat warna hijau atau khlorofil. Selain itu daun kayu putih memiliki tulang daun dalam jumlah yang bervariasi antara 3 – 5 buah, tepi daun rata dan permukaan daun dilapisi oleh bulu-bulu halus. Ukuran lebar daun kayu putih berkisar antara 0,66 cm – 4,30 cm dan panjangnya antara 5,40 – 10,15 cm. Daun-daun tumbuh pada cabang- cabang tanaman secara selang-seling, pada satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helai daun sehingga disebut sebagai jenis daun majemuk. Daun kayu putih mengandung cairan yang disebut cineol sineol dimana apabila daun diremas, cairan ini akan keluar dan mengeluarkan aroma yang khas. Selain itu daun kayu putih juga mengandung komponen lain, seperti terpineol, benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene. Minyak kayu putih Minyak kayu putih didapatkan dari hasil penyulingan daun kayu putih. Kandungan utama minyak kayu putih adalah sineol cineole. Semakin besar kadar sineolnya, kualitas minyak kayu putih semakin tinggi. Selain itu daun kayu putih juga mengandung komponen lain, seperti terpineol benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene Proses ekstraksi minyak kayu putih dari daun tanaman ini dilakukan dengan cara atau proses yang sederhana yaitu berupa penguapan minyak dari daun dan kemudian dikondensasikan. Selanjutnya dilakukan pemisahan antara komponen minyak dengan air, yang diperoleh dari semua bahan cair yang diperoleh dalam proses kondensasi. Proses Produksi Pengolahan daun kayu putih dimaksudkan untuk mengekstrak minyak kayu putih yang ada pada daun tanaman ini. Proses produksi dalam pembuatan minyak kayu putih diawali dengan pemetikan daun kayu putih. Dalam proses pemetikan ada 2 macam cara, yaitu 1. Pemetikan sistem rimbas, yaitu tegakan pohon kayu putih yang berumur 5 tahun ke atas,dengan ketinggian 5 meter, daunnya dipangkas. Satu tahun berikutnya, setelah tanaman kayu putih sudah mempunyai daun yang lebat, kemudian bisa dilakukan perimbasan lagi. 2. Pemetikan sistem urut, yaitu dengan cara dipotong dengan menggunakan alat arit khusus untuk daun-daun yang sudah cukup umur. Cara ini menjadi kurang praktis, karena pemetik harus memilih daun satu per satu. Pemetikan dilakukan pada awal musim kemarau, pada saat sudah tidak banyak turun hujan sehingga tidak mengganggu pekerjaan pemetikan daun. Di samping itu, jika pemetikan dilakukan pada awal musim kemarau, pada akhir musim hujan awal musim kemarau tiap tanaman telah menumbuhkan daun dalam jumlah yang cukup banyak. Dengan demikian, pemetikan atau pengambilan daun-daun kayu putih dapat dilakukan sekali dalam satu tahun, jika pertumbuhan tanaman subur. Setelah pemetikan daun, daun kayu putih yang siap untuk disuling disimpan terlebih dahulu. Penyimpanan dilakukan dengan menebarkan daun di lantai yang kering dan memiliki ketinggian sekitar 20cm, dengan kondisi suhu kamar dan sirkulasi udara terbatas. Dalam penyimpanan ini, daun-daun tidak boleh disimpan dalam karung karena akan mengakibatkan minyak yang dihasilkan berbau apeg dan kadar sineol dalam minyak rendah. Penyimpanan daun dilakukan maksimal selama satu minggu. Kerusakan minyak kayu putih akibat penyimpanan terutama terjadi karena proses hidrolisis dan pendamaran komponen-komponen yang terdapat dalam daun. Pengaruh hidrolisis ini dapat dicegah dengan menyimpan daun di tempat yang kering dengan sirkulasi udara sekecil mungkin. Sedangkan pengaruh pendamaran dapat diminimalkan dengan mempersingkat waktu penyimpanan dan menurunkan suhu penyimpanan. Dalam proses selanjutnya, daun kayu putih masuk dalam proses pembuatan minyak kayu putih. Proses penyulingan minyak kayu putih ini terbagi dalam 3 tahap, yaitu 1. Pembuatan Uap Alat-alat yang digunakan pada pembuatan uap sebagai pensuplai uap panas antara lain a Boiler berfungsi untuk memproduksi uap yang akan digunakan untuk mendestilasi minyak kayu putih dari daun kayu putih pada bak daun yang dihasilkan air yang berasal dari water softener yang dimasukkan ke dalam boiler dengan pompa. Pada boiler dilengkapi dengan panel automatic, yang berfungsi sebagai pengontrol boiler agar aman dan berfungsi dengan baik. Panel automatic juga berfungsi mengontrol boiler untuk berhubungan dengan kipas penghisap asap keluar, pompa pengisi air boiler dan pompa water softener. b Ruang Bakar Berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar dari daun bekas masak kayu putih bricket dan sebagai tempat pemanasan air awal yang dihubungkan dengan boiler. Konstruksi dinding api dari pipa-pipa uap yang melengkung dan menjadi satu di atas dengan pipa uap diameter 10” dan digabungkan dengan uap yang terbentuk di boiler. Lantai ruang bakar terbuat dari semen tahan api dan berlubang-lubang untuk pemasukan udara segar dari luar yang dihisap oleh exhaust fan. c Exhaust Fan Berfungsi menghisap udara panas yang telah dipakai untuk memanasi ruang bakar dari ketel uap dan memasukkan udara segar ke dalam ruang bakar untuk kemudian dihembuskan ke cycloon. d Cycloon Berfungsi memisahkan debu yang terhisap dari boiler oleh exhaust fan agar tidak keluar ke udara bebas. e Chimney Berfungsi mengalirkan asap pembakaran ke udara. Sedangkan untuk pengumpan air digunakan alat-alat sebagai berikut. a Pompa feeding water Berfungsi memompa air untuk masuk ke dalam boiler secara otomatis dari tangki air umpan yang telah dilunakkan dalam tangki water softener. b Water softener Berfungsi melunakkan air yang masuk ke dalam boiler dari kadar kapur, agar tidak mudah membentuk lapisan kapur yang menempel di bagian dalam boiler. c Feed pump water softener Berfungsi memompa air yang akan dilakukan ke dalam water softener dari bak air. d Feed tank Berfungsi menyimpan air yang sudah dilewatkan water softener dan sudah lunak untuk dipompa masuk ke dalam boiler. 2. Penguapan Daun Alat-alat yang digunakan pada penguapan atau pemasakan daun adalah sebagai berikut a Bak Daun Berfungsi sebagai wadah untuk keranjang yang berisi daun kayu putih yang akan diberi uap panas dari ketel uap. Kapasitas bak adalah kg. Jumlah bak daun di pabrik ini ada 2 unit. b Keranjang Daun Berfungsi untuk tempat daun kayu putih yang akan dimasak / diuapi dalam bak daun, sehingga mudah untuk dimasukkan dan dikeluarkan. Kapasitas keranjang adalah kg daun kayu putih. Jumlahnya 2 unit. c Hoist Crane Berfungsi untuk memasukkan dan mengangkat keranjang daun dari bak daun yang akan dan telah selesai dimasak. Kapasitas daya angkat 1 ton, sedang jumlahnya 1 buah. 3. Pendinginan dan Pemisahan Minyak dengan Air Alat-alat yang digunakan pada proses pendinginan uap minyak daun kayu putih, antara lain adalah a. Condensor Berfungsi mengembunkan uap minyak air dan uap air yang keluar dari ketel uap untuk dijadikan cairan dengan cara didinginkan. b. Pompa air condensor Berfungsi memompa air pendingin dari bak air pendingin untuk dipompa masuk ke dalam condensor dan keluar lagi menuji cooling tower. c. Cooling tower Berfungsi mendinginkan air dari bak air yang akan dialirkan melalui condensor, dari suhu 1040F 400C menjadi 920F 330C. Sedangkan untuk memisahkan air dengan minyak kayu putih, alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut a Separator Berfungsi memisahkan minyak kayu putih dari air yang keluar bersamaan dari kondensor dengan menggunakan sistem gravitasi. Air akan keluar dari bagian bawah dan langsung dibuang ke sungai, sedangkan minyak kayu putih akan keluar bagian atas. Proses pemisahan ini dikontrol melalui kaca pengamat. b Tangki penampung minyak kayu putih Berfungsi menampung minyak kayu putih dari separator. Kapasitas 200 liter. Strategi Pemasaran Ada 2 kemungkinan segmen pasar yang dijadikan target pasar, yaitu Pasar ekspor, sebagai bahan baku industri dengan pengolahan khusus sebagai bahan setengah jadi, dan Pasar lokal, dengan produk akhir, dimana perusahaan harus melakukan proses penciptaan nilai tambah terlebih dahulu. Kedua pasar ini dapat dijadikan pilihan atau merupakan tahapan. Jika hanya merupakan pilihan saja, maka untuk kondisi saat ini sebaiknya memilih menjual ke pasar ekspor, untuk meningkatkan pendapatan, dengan kondisi khusus yaitu barang setengah jadi. Pilihan ini memberikan manfaat bagi perusahaan, karena pasar ekspor mempunyai harga yang lebih baik daripada pasar lokal, selain itu penciptaan produk dengan spesifikasi khusus dari pembeli akan memberikan nilai tambah. Apabila kedua pasar tersebut merupakan tahapan pemasaran untuk menuju penciptaan produk akhir, maka dalam jangka pendek pemasaran diorientasikan pada pasar ekspor untuk barang setengah jadi dan setelah mempunyai kesiapan, baru memasuki pasar produk akhir dengan penciptaan nilai tambah yang dilakukan sendiri.
Minyak kayu putih memiliki aroma khas dan memiliki khasiat melancarkan peredaran darah. Minyak ini diperoleh melalui hasil penyulingan daun dari pohon kayu putih. Secara taksonomi pohon kayu putih termasuk marga Melaleuca, anggota dari keluarga jambu-jambuan [Myrtaceae]. Ciri khas keluarga ini adalah kulit kayunya yang mengelupas. Di Indonesia, ada dua jenis pohon kayu putih yang dikenal luas, yaitu Melaleuca cajuputi dan Melaleuca leucadendra. Anda pastinya pernah menggunakan minyak kayu putih. Minyak dengan aroma khas ini diperoleh melalui hasil penyulingan daun dari pohon kayu putih. Minyak ini biasanya kita oleskan ke kulit dan khasiatnya langsung terasa yaitu melancarkan peredaran darah dengan melebarkan pori-pori kulit, sehingga badan kita menjadi lebih hangat. Pastinya, minyak kayu putih tidak mengganggu pernafasan kulit karena sifatnya yang mudah menguap. Mengutip alodokter, khasiat utama minyak kayu putih ini adalah meredakan sakit kepala dan hidung tersumbat, mengobati luka kecil, dan meningkatkan konsentrasi. Selain bermanfaat sebagai minyak, pohon kayu putih pun memiliki kegunaan lain. Kayunya bisa untuk konstruksi maupun sebagai bahan kerajinan karena memiliki tingkat kepadatan yang cukup [kompak], kuat, warna merah muda merata, serta teksturnya halus. Manfaat lainnya adalah bagian kulit batang digunakan sebagai sambungan kayu pada pembuatan sampan dan kapal tradisional. Baca Kapur Barus, Pohon Kamper, dan Kejayaan Nusantara Minyak kayu putih dihasilkan dari pohon kayu putih melalui penyulingan daunnya. Foto Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia Dalam Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 4 Desember 2013 berjudul Karakteristik Daun dan Rendemen Minyak Atsiri Lima Jenis Tumbuhan Kayu Putih karya Ary Widiyanto dan Mohamad Siarudin, diketahui bagian pohon yang paling berpotensi menghasilkan minyak kayu putih adalah daun. “Daun yang sudah dipanen, kemudian disuling untuk mendapatkan minyak kayu putih,” tulis Ary Widiyanto dan Mohamad Siarudin. Tanaman kayu putih termasuk jenis tumbuhan kormus karena tubuhnya secara nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar [radix], batang [caulis], dan daun [folium]. Daun kayu putih dikatakan sebagai daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari atas dua bagian, yaitu tangkai daun [petiolus] dan helaian daun [lamina]. Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, bertugas menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari dengan intensitas sebanyak-banyaknya. Tangkai daun berbentuk bulat kecil, terdapat rambut [bulu-bulu] halus pada permukaannya. Panjang tangkai bervariasi. Sementara helaian daun tumbuh pada tiap cabang, selang seling, pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helai. Jenis ini termasuk jenis daun majemuk. Baca Terancam Punah, 30 Persen Spesies Pohon di Bumi akibat Penebangan dan Perubahan Iklim Minyak kayu memiliki banyak manfaat untuk kesehatan kita. Foto Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia Sekeluarga dengan jambu Andes Hamuraby Rozak, peneliti dari Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Badan Riset dan Inovasi Nasional [BRIN] menjelaskan, secara taksonomi pohon kayu putih termasuk marga Melaleuca, anggota dari keluarga jambu-jambuan [Myrtaceae]. Ciri khas keluarga jambu-jambuan yang dapat mudah dikenali adalah kulit kayunya yang mengelupas. Dalam keluarga jambu-jambuan terdapat juga marga lain yang cukup terkenal yaitu Eucalyptus dan Psidium. Marga yang terakhir ini cukup banyak dikonsumsi buahnya, yaitu jenis jambu biji yang memiliki nama ilmiah Psidium guajava. “Ciri khas pada keluarga Myrtaceae adalah bentuk bunganya yang bertipe cawan dan kulitnya yang mengelupas, karena biasanya tumbuhan mengalami peremajaan kulit,” tutur Andes kepada Mongabay Indonesia, Selasa [28/9/2021]. Sesungguhnya, pohon ini mudah tumbuh dan mampu beradaptasi pada kondisi tanah yang miskin hara serta berbagai kondisi lingkungan yang beragam. Kemampuan tersebut menjadikan pohon penghasil kayu putih ini berperan sebagai tumbuhan perintis [pioneer]. Pada habitatnya, jenis Melaleuca cajuputi dapat ditemui dan tumbuh secara alami di hutan rawa. Sementara, jenis Melaleuca leucadendra tumbuh di pinggiran hutan, dekat sungai pada berbagai jenis tanah. Baca Mengenal Nothofagus, Pohon yang Menjadi Sorotan UNESCO di Papua Bunga pohon kayu putih jenis Melaleuca leucadendra. Foto Wikimedia Commons/Marwan Mohamad/CC BY-SA Jenis-jenis pohon kayu putih Di Indonesia, ada dua jenis pohon kayu putih yang kita kenal luas, yaitu Melaleuca cajuputi dan Melaleuca leucadendra. Jenis Melaleuca cajuputi berasal dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Maluku. Selain itu juga ditemukan di Kamboja, Myanmar, Thailand, Nugini hingga Australia Barat. Tumbuhan ini juga telah dikenalkan di Asia Timur, seperti di Taiwan, Sri Lanka, dan China. Tanaman ini pertama kali ditemukan di kawasan pantai daerah tropik lembab yang panas. Ia dapat tumbuh di berbagai kondisi lingkungan, termasuk di dataran pantai berawa, serta daerah tergenang air selama musim hujan pada kedalaman lebih satu meter. Jenis pohon ini sering digunakan untuk produksi minyak atsiri untuk obat hingga makanan dan kosmetik. Ciri khasnya seperti eukaliptus, mudah menguap jika terkena panas. Sedangkan Melaleuca leucadendra berasal dari Maluku, Nugini, Queensland hingga Australia Barat. Jenis ini juga telah dikenalkan di Gabon, Honduras, Pulau Nicobar, hingga Trinidad-Tobago. Ciri khasnya adalah memiliki kulit batang berwarna putih dan mengandung zat lignin dan melaleucin. Daunnya mengandung senyawa atsiri yang dimanfaatkan bagi dunia pengobatan. Baca juga Walabi, Minyak Kayu Putih dari Taman Nasional Wasur Pohon kayu putih di Ambon [1926]. Foto Wikimedia Commons/Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures/CC BY-SA Berumur panjang Pohon kayu putih Melaleuca cajuputi merupakan tanaman berumur panjang. Ia tumbuh cepat, walau berada di daerah tergenang air, apalagi di tanah yang berdrainase baik. Pohon ini berperawakan tinggi, mencapai 40 meter, berakar panjang dan melebar, dan kadang muncul akar adventif. Batangnya terbungkus kulit tebal dengan banyak lapisan, namun mudah dibelah sehingga sering dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan bahan bangunan. Sementara daunnya, apabila diremas mengeluarkan aroma khas karena mengandung minyak atsiri. Bunganya berada di pucuk-pucuk ranting, berwarna putih. Saat tua, warnanya tampak merah tua keabu-abuan. Untuk buah, bentuknya bulat, berlubang, dan mengandung biji-biji sangat halus dan ringan, di dalamnya. Mengutip Balai Litbang LHK Palembang, Melaleuca cajuputi pada awal penamaan disebut Melaleuca leucadendron, dari kata Yunani yaitu melas [hitam atau gelap] dan leucon artinya putih. “Penamaan ini merujuk pada bagian cabang tanaman berwarna putih, serta batang yang terkadang berwarna hitam seperti bekas terbakar. Pohon kayu putih merupakan satu-satunya spesies dari 290 marga Melaleuca yang tumbuh di sebelah barat garis Wallacea.” Sejauh ini, produktivitas minyak kayu putih Indonesia yang rendah menyebabkan tingginya impor minyak ekaliptus, sebagai campuran minyak kayu putih, untuk mencukupi produksi minyak kayu putih dalam negeri. “Diperkirakan, kebutuhan minyak kayu putih nasional sekitar ton/tahun, sedangkan kemampuan produksi hanya 450 ton/tahun,” jelas laporan tersebut. Artikel yang diterbitkan oleh
minyak kayu putih biasanya didapatkan dari daun pohon melaleuca